Makalah hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pada dasarnya manusia adalah sebagai
makhluk individu yang unik, berbeda antara yang satu dengan lainnya baik secara
fisik maupun psikis. Secara individu juga, manusia ingin memenuhi kebutuhannya
masing-masing, ingin merealisasikan diri atau ingin dan mampu mengembangkan
potensi-potensinya masing-masing. Hal ini merupakan gambaran bahwa setiap
individu akan berusaha untuk menemukan jati dirinya masing-masing, tidak ada
manusia yang ingin menjadi orang lain sehingga dia akan selalu sadar akan
keindividualitasannya.
Adapun hubungannya dengan manusia
sebagai mahluk sosial adalah bahwa dalam mengembangkan potensi-potesinya ini
tidak akan terjadi secara alamiah dengan sendirinya, tetapi membutuhkan bantuan
dan bimbingan manusia lain. Selain itu, dalam kenyataannya, tidak ada manusia yang
mampu hidup tanpa adanya bantuan orang lain. Hal ini menunjukan bahwa manusia
hidup saling ketergantungan dan saling membutuhkan antara yang satu dengan
lainnya.
Dari kedua hal diatas, manusia sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial
memiliki fungsi masing-masing dalam menjalankan peranannya dalam kehidupan.
Sebagai makhluk individu manusia
merupakan bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau masyarakat dan
sebaliknya sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu kehidupan masyarakat,
manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu. Dalam menjalankan peranannya
masing-masing dari kedua hal tersebut secara seimbang, maka setiap individu
harus mengetahui dari peranannya masing-masing tersebut.
B.Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial?
2. Bagaimana
asal-usul penciptaan manusia ?
3. Bagaimana
interaksi sosial dan sosial dalam kehidupan manusia sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial ?
C.Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Hakikat
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
2. Asal-usul
penciptaan manusia
3. Interkasi
sosial dan sosialisasi dalam kehidupan manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial
PEMBAHASAN
A.Pengertian Hakikat Manusia
Ketika
berbicara tentang manusia, Al-Qur’an menggunakan tiga istilah pokok. Pertama,
menggunakan kata yang terdiri atas huruf alif, nun, dan sin, seperti kata
insan, ins, naas, dan unaas. Kedua, menggunakan kata basyar. Ketiga,
menggunakan kata Bani Adam dan dzurriyat Adam.
Menurut M.
Quraish Shihab, kata basyar berasal dari akar kata yang bermakna penampakan
sesuatu dengan baik dan indah. Dari akar kata yang sama lahir kata basyarah
yang berarti kulit. Al-Qur’an menggunakan kata basyar sebanyak 36 kali dalam
bentuk tunggal dan sekali dalam bentuk mutsanna untuk menunjuk manusia dari
sudut lahiriahnya serta persamaannya dengan manusia seluruhnya. Dengan
demikian, kata basyar dalam Al-Qur’an menunjuk pada dimensi material manusia
yang suka makan, minum, tidur, dan jalan-jalan. Dari makna ini lantas lahir
makna-makna lain yang lebih memperkaya definisi manusia. Dari akar kata basyar
lahir makna bahwa proses penciptaan manusia terjadi secara bertahap sehingga
mencapai tahap kedewasaan.
Allah swt.
Berfirman alam (Q.S. ar-Rum [30]: 20):”Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu
(menjadi) manusia yang berkembang biak”.
Sementara
itu, kata insan terambil dari kata ins yang berarti harmonis, dan tampak. Musa
Asy’arie menambahkan bahwa kata insan berasal dari kata: anasa yang berarti melihat, meminta
izin, dan mengetahui; nasiya yang berarti lupa; dan al-uns yang berarti jinak.
Dalam Al-Qur’an, kata insaan disebut sebanyak 65 kali. Kata insaan digunakan
Al-Qur’an untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan
raga. Bahkan, lebih jauh Bintusy Syathi’ menegaskan bahwa makna kata insaan
inilah yang membawa manusia sampai pada derajat yang membuatnya pantas menjadi
khalifah di muka bumi, menerima beban takliif dan amanat kekuasaan.
Dua kata
ini, yakni basyar dan insaan, sudah cukup menggambarkan hakikat manusia dalam
Al-Qur’an. Dapat menyimpulkan bahwa definisi manusia adalah makhluk Allah yang
paling sempurna, yang diciptakan secara bertahap, yang terdiri atas dimensi
jiwa dan raga, jasmani dan rohani, sehingga memungkinkannya untuk menjadi wakil
Allah di muka bumi.
B.Asal-usul Penciptaan Manusia
Asal
usul manusia dalam pandangan islam tidak terlepas dari figur Adam sebagai
manusia pertama. Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah di muka bumi
dengan segala karakter kemanusiaannya.
Dalam
logika sederhana, dapat di pahami bahwa yang mengerti tentang penciptaan
manusia adalah sang pencipta itu sendiri, Allah merupakan sang maha pencipta.
Jadi Allah yang lebih memahami tentang proses penciptaan manusia. Dalam
Al-Qur’an di jelaskan tentang proses penciptaan manusia, antara lain dalam Q.S
23:12,13 dan 14.
وَلَقَدْ
خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ.
ثُمَّ
جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ.
ثُمَّ
خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا
الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا
آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ.
Artinya:
12. Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
13. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani
(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus
dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
Ayat tersebut menjelaskan tentang asal
pencipta manusia dari “sulatin minthin (sari pati tanah)”. Kata sulatin dapat diartikan dengan hasil
akhir dari sesuatu yang di sarikan, sedangkan thin berarti tanah. Pada tahap berikutnya sari pati tanah berproses
manjadi nuthfah (air mani).
Pada
ayat 14 di jelaskan tentang tahapan reproduksi manusia setelah nuthfah,
perubahan nuthfah secara berturut menjadi alaqah, mudhghah, izham dan khalqan
akhar (makhluk lain). Alaqah memiliki dua pengertian, pertama darah yang
mengental sebagai kelanjutan dari nuthfah oleh ke dua sesuatu yang menempel di
dinding rahim. Mudhghah berarti sebuah daging yang merupakan proses penciptaan
manusia sebagai kelanjutan alaqah. Izham (tulang-belulang) selanjutnya di balut
dengan lahm (daging). Pada fase ini sampai pada pencapaian kesempurnaan bentuk
manusia yang disebut dengan khalqon akhar, berarti ciptaan baru yang jauh
berbeda dengan keadaan dan bentuk sebelumnya.
Dalam
ayat yang lain Allah menyebutkan bahwa air (yang menjadi asal manusia) itu
adalah air hina (mani ) yang terpancar dari (antara) tulang sulbi (pinggang)
dan tulang dada (Q.S af-tariq 86:6-7)
Artinya:“6.Dia
diciptakan dari air yang dipancarkan,7. yang keluar dari antara tulang sulbi
laki-laki dan tulang dada perempuan”.
Menurut
ajaran islam, manusia di banding makhluk lain, mempunyai berbagai ciri, antara
lain ciri utamanya adalah :
1. Makhuk
yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang baik, ciptaan Tuhan yang paling
sempurna. ”sesungguhnya kami telah menjadikan manusia dalam bentuk yang sebaik
baiknya (Q.S al-tin 95).
2. Manusia
memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin di kembangkan ) beriman
kepada Allah.
3. Manusia
di ciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya.
4. Manusia
di ciptakan Tuhan untuk menjadi khalifah-Nya di bumi.
5. Di
samping akal, manusia di lengkapi Allah dengan perasaan dan kemauan atau kehendak.
6. Secara
individual manusia bertanggug jawab atas segala perbuatannya.
7. Berakhlak.
Itulah di antara sekian banyak ayat
Al-Qur’an yang menjelaskan tentang asal-usul penciptaan manusia. Penciptaan
manusia yang bermula dari tanah ini tidak berarti bahwa manusia dicetak dengan
memakai bahan tanah seperti orang membuat patung dari tanah. Akan tetapi,
penciptaan manusia dari tanah tersebut bermakna simbolik, yaitu saripati yang
merupakan faktor utama dalam pembentukan jasad manusia. Penegasan Al-Qur’an
yang menyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah ini merujuk pada pengertian
jasadnya. Oleh karena itu, Al-Qur’an menyatakan bahwa kelak ketika ajal
kematian manusia telah sampai, maka jasad itu akan kembali pula ke asalnya,
yaitu tanah.
C.Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
Pada
dasarnya, manusia adalah makhluk individu manusia yang merupakan bagian dan
unit terkecil dari kehidupan sosial atau masyarakat dansebaliknya sebagai makhluk
sosial yang membentuk suatu kehidupanmasyarakat, manusia merupakan kumpulan dari
berbagai individu. Adapun
uraian lebih lanjut
mengenai manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social adalah sebagai berikut.
Manusia sebagai Makhluk Individu
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah swt. yang pada hakikatnya mereka sebagai makhluk individu. Adapun yang dimaksud individu menurut (Effendi, 2010: 37) adalah berasal dari kata in dan divided. Dalam bahasa Inggris in mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi atau satu kesatuan. Dalam hal ini, artinya bahwa manusia sebagai makhluk individu merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani atau fisik dan psikologis, apabila kedua aspek tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai individu.
Manusia sebagai Makhluk Individu
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah swt. yang pada hakikatnya mereka sebagai makhluk individu. Adapun yang dimaksud individu menurut (Effendi, 2010: 37) adalah berasal dari kata in dan divided. Dalam bahasa Inggris in mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi atau satu kesatuan. Dalam hal ini, artinya bahwa manusia sebagai makhluk individu merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani atau fisik dan psikologis, apabila kedua aspek tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai individu.
Manusia sebagai makhluk individu
memiliki keunikan atau ciri khas masing-masing, tidak ada manusia yang persis
sama meskipun terlahir kembar. Secara fisik mungkin manusia akan memiliki
banyak persamaan namun secara psikologis akan banyak menunjukan perbedaan. Ciri
khas dan perbedaan tersebut sering disebut dengan kepribadian. Kepribadian
seseorang akan sangan dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungannya.
Menurut Nursid Sumaatmadja
(Effendi, 2010:39) kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang
merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fisikal (fisik dan
psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang
terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya jika
mendapat rangsangan dari lingkungan.Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan
(fenotip) ikut berperan dalam pembentukkan karakteristik yang khas dari
seseorang.Secara normal, setiap manusia memiliki
potensi dasar mental yang berkembang dan dapat dikembangkan yang meliputi (1) minat
(sense of interest), (2) dorongan ingin tahu (sense of curiousity), (3)
dorongan ingin membuktikan kenyataan (sense of reality) (4) dorongan ingin
menyelidiki (sense of inquiry), (5) dorongan ingin menemukan sendiri (sense of
discovery). Potensi ini berkembang jika adanya rangsangan, wadah dan suasana
kondusif. Jika fenomena sosial di lingkungannya telah tumbuh potensi-potensi
mental yang normalnya akan terus berkembang.
Berawal dari potensi-potensi tersebut,
manusia sebagai makhluk individu ingin memenuhi kebutuhan dan kehendaknya
masing masing, ingin merealisasikan dan mengaktualisasikan dirinya. Dalam arti
ia memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya.
Setiap individu akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan jati dirinya
yang berbeda dengan yang lainnya, tidak ada manusia yang betul-betul ingin
menjadi orang lain, dia tetap ingin menjadi dirinya sendiri sehingga dia selalu
sadar akan keindividualitasnya.
Adapun dalam hal ini sebagai pendidik
baik orang tua maupun guru kita harus memahami bahwa anak memiliki potensi
untuk berkembang yang ingin menjadi pribadinya sendiri. Anak dalam
perkembangannya akan memperoleh pengeruh dari luar, baik yang disengaja ataupun
yang tidak disengaja, tetapi anak akan mengambil jarak terhadap
pengaruh-pengaruh tersebut. Dia akan memilihnya sendiri. Pengaruh tersebut akan
dia olah secara pribadi, sehingga apa yang dia terima akan merupakan bagian
dari dirinya sendiri sehingga anak menjadi pribadi individu yang berbeda dan
tidak sama dengan yang lainnya. Selain itu, pendidik harus sadar bahwa anak
bukan satu satunya manusia yang berhak untuk mendidik anak tersebut. pendidikan
tidak boleh memaksa anak untuk mengikuti atau menuruti segala kehendaknya,
karena dalam diri anak ada suatu prinsip pembentukan dan pengembangan yang ditentukan
oleh dirinya sendiri.
Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai Makhluk Sosial
Menurut
kodratnya manusia selain sebagai makhluk individu, mereka juga merupakan
makhluk sosial. Adapun yang dimaksud Istilah sosial menurut Kappara adalah
”Sosial” berasal dari akar kata bahasa Latin Socius, yang artinya berkawan atau
masyarakat. Sosial memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan dan dalam arti
sempit mendahulukan kepentingan bersama atau masyarakat. Adapun dalam hal ini
yang dimaksud manusia sebagai makhluk sosial adalah makhluk yang hidup
bermasyarakat, dan pada dasarnya setiap hidup individu tidak dapat lepas dari
manusia lain. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia
selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina
sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu
dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Seperti
kita ketahui bahwa sejak bayi lahir sampai usia tertentu manusia adalah mahkluk
yang tidak berdaya, tanpa bantuan orang-orang disekitar dia tidak dapat berbuat
apa-apa dan untuk segala kebutuhan hidup bayi sangat tergantung pada luar dirinya
seperti orang tuanya khususnya ibunya. Bagi si bayi keluarga merupakan segitiga
abadi yang menjadi kelompok sosial pertama dikenalnya. Pada perjalanan hidup
yang selanjutnya keluarga akan tetap menjadi kelompok pertama tempat meletakan dasar
kepribadian dan proses pendewasaan yang di dalamnya selalu terjadi
“sosialisi” untuk menjadi manusia yang
mengetahui pengetahuan dasar, nilai-nilai, norma sosial dan etika-etika pergaulan.
Manusia
dapat dikatakan makhluk sosial karena pada dirinya terdapat dorongan untuk berhubungan
atau berinteraksi dengan orang lain, dimana terdapat kebutuhan untuk mencari bertemandengan
orang lain yang sering didasari atas kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing.
Manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di
tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa
berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan,
bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Makhluk sosial adalah makluk yang terdapat dalam beragam aktivitas dan lingkungan
sosial. Meliputi interaksinya maupun bagaimana kehidupannya dalam lingkungan-lingkungan
sosial yang menjadi tempat manusia itu tinggal.
Dalam
hal ini dapat disimpulkan bahwa anusia dikatakan sebagai makhluk
sosial, karena beberapa alasan:
a. Manusia
tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku
manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain
c. Manusia
memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi
manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Interaksi Sosial dan Sosialisasi dalam Kehidupan Manusia sebagai Makhluk individu dan Makhluk Sosial
Interaksi Sosial dan Sosialisasi dalam Kehidupan Manusia sebagai Makhluk individu dan Makhluk Sosial
Manusia sebagai mahkluk sosial
dalam kehidupan sehari-harinya pasti membutuhkan orang
lain. Proses interaksi dan sosialisasi selalu terjadi kapan dan dimanapun manusia
itu berada. Dalam hal ini bentuk interaksi sosial sangat bermacam-macam.
Pola sosialisasi pun ada bermacam-macam.Untuk lebih
jelasnya uraian mengenai interaksi sosial dan sosialisasi adalah sebagai
berikut.
Interaksi Sosial
Interaksi Sosial
Manusia
dikenal sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Dikatakan makhluk sosial
karena manusia sebagai individu saling membutuhkan dan saling berinteraksi
dengan manusia atau individu lainnya. Oleh sebab itu manusia sebagai makhluk sosial
sangat membutuhkan orang lain pada hidupnya untuk saling memberi, menolong,
danmelengkapisatusama lain.
Menurut Gillin dan Gillin
(Effendi, 2010:46) menyatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang-orang secara
individu, antar kelompok, orang, dan orang perorangan dengan kelompok.
Dalam hal ini
interaksi sosial bisa dilakukan
oleh orang perorangan, bisa
oleh kelompok, juga bisa
perorangan dengan kelompok.
Interaksi sosial dimulai dari hal
yang terkecil yaitu saling menegur, menyapa, berjabatangan, saling berbicara
dan lain-lain. Bahkan
dalam pertengkaran atau
perkelahianpun termasuk interaksisosial.
Faktor yang pertama adalah imitasi, imitasi merupakan proses peniruan.
Kita sebagai makhluk
sosial selalu membutuhkan
orang lain termasuk dalam
hal meniru perilaku
orang lain yang positif bagi
kita. Peniruan sudah dilakukan pada rentan anak usia
dini. Anak usia dini merupakan peniru yang ulung, maka dari itu sikap dan
perilaku setiap orang dewasa perlu dijaga dan diperhatikan agar peniruan yang
dilakukan anak usia dini bersifat positif. Pada proses peniruan ini mudah
berubah-ubah karena perkembangan teknologi didunia ini berlangsung secara
global dan sangat cepat.Interaksisosial yang dilakukan dipengaruhi oleh
beberapa faktor.Menurut Effendi (Effendi, 2010:46) interaksi
sosial terjadi dengan
didasari oleh faktor-faktor: imitasi, sugesti, identifikasidan simpati.
Yang kedua yaitu Sugesti, sugesti adalah suatu proses
dimana seorang individu menerima pendapat atau pandangan dari orang lain tanpa adanya
kritik terlebih dahulu. Sugesti merupakan pengaruh psikis yang datang dari
dirinya sendiri maupun orang lain. Orang akan mudah menerima sugesti dari orang
lain ketika seseorang sedang ada pada kondisi yang dilematis. Dalam hubungan
interaksi sosial, arti Imitasi dan sugesti hampir sama perbedaannya adalah dalm
imitasi seseorang mengikuti atau meniru orang lain, sedangkan pada sugesti
seseorang memberikan pandangan atau pendapat menurut dirinya dan diterima oleh
orang lain.
Yang ketiga yaitu Identifikasi, dalam psikologis
identifikasi berarti dorongan untuk menjadi identik atau dorongan untuk menjadi
sama dengan orang lain, baik secara lahir maupun batin.
Faktor yang keempat yaitu simpati, simpati yaitu perasaaan yang timbul
pada orang lain atas dasar penilaian menurut perasaan didalam dirinya.
Bentuk Interaksi Sosial
Ada
beberapa bentuk interaksi sosial yaitu: kerjasama (cooperation), persaingan (competition),
dan pertentangan (conflict).
1) Kerjasama
(cooperation)
Kerjasama
merupakan salah satu bentuk interaksi
sosial yang sering terjadi dimasyarakat pada umumnya. Kerjasama menggambarkan
sebagian besar bentuk interaksi sosial. Dan setiap bentuk interaksi sosial
dapat ditemukan pada setiap kelompok manusia. Kerjasama timbul karena orientasi
orang perorangan terhadap kelompoknya atau kelompok yang lainnya.
2) Akomodasi
(accomodation)
Dalam
interaksi sosial, istilah akomodasi berarti suatu kenyataan adanya keseimbangan
dalam interaksi orang perorangan dan kelompok manusia sehubungan dengan nilai dan
norma yang berlaku dimasyarakat.
Sosialisasi
Sosialisasi sangat erat kaitannya terhadap manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial kita harus senantiasa hidup bersosial dengan orang lain agar dapat saling membantu, melengkapi, dan mencapai tujuan hidup kita.
Sosialisasi
Sosialisasi sangat erat kaitannya terhadap manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial kita harus senantiasa hidup bersosial dengan orang lain agar dapat saling membantu, melengkapi, dan mencapai tujuan hidup kita.
Menurut Berger (Effendi, 2010:49)
mendefinisika sosialisasi sebagai “a
process by which a child learns to be a participant member of society”
yaitu suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang
berpartisipasi dalam masyarakat. Dalam hal ini jelas dikatakan bahwa proses
sosialisasi dimulai dari sejak anak usia dini hingga usia seseorang berakhir.
Proses sosialisasi terus dilakukan selama kita masih hidup dan masih
membutuhkan orang lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sosialisasi
adalah proses dimana seseorang dapat berinteraksi dan berpartisipasi dengan
masyarakat yang ada disekitarnya. Setiap orang harus mempelajari
peranan-peranan yang ada dalam masyarakat.
Tahap pertama yaitu play stage terjadi
pada anak usia dini. Pada tahap ini anak mulai menirukan apa yang dilakukan
oleh orang disekelilingnya terutama orang tuanya. Ia mulai menirukan apa yang
biasa dilihatnya sehari-hari. Contohnya dalam bermain anak terkadang bermain
peran yang dijalankan sebagai ibu atau ayah dalam kehidupan sehari-hari. Namun
pada tahap ini anak belum mengerti memahami peranan-peranan yang ditirunya.Seseorang belajar memahami apa peranan
dirinya yang harus dijalankan dalam masyarakat dan apa peranan orang lain yang
harus dijalankan dalam masyarakat. Dengan mengetahui peranan yang ada didalam
masyarakat maka timbullah proses interaksi sosial dengan orang lain. Menurut
teori George Herbert Mead menjelaskan bahwa tahapan-tahapan pengembangan diri
manusia dalam berinteraksi dibagi dalam beberapa tahap yaitu: play stage, game stage, dan tahap generalized
other.
Tahap kedua yaitu game stage, pada tahap
ini anak sudah mengetahui peranan yang harus dijalankannya dan juga anak telah
mengetahui peranan yang haru dijalankan oleh orang lain. Contohnya dalam
pertandingan sepak bola. Ketika anak menjadi kiper ia mengetahui tugasnya
adalah menjaga agar gawangnya tidak termasuki bola oleh lawannya. Dan ia juga
mengetahui peran teman-temannya dan peran tim lawan. Ia juga mengetahui peran
wasit, hakim garis, pelatih dan lain sebagainya.
Tahap ketiga yaitu generalized other,
pada tahap ini seseorang sudah mampu mengambil peranan peranan yang dijalankan
orang lain dalam masyarakat. Ia telah mampu berinteraksi dengan orang lain dan
memahami dengan siapa ia berhadapan dan berinteraksi. Contohnya ketika ia
menjadi seorang anak ia mampu memahami peran yang dijalankan orang tuanya.
Ketika ia jadi siswa ia mampu memahami peran yang dijalankan oleh gurunya.
Ketika ia jadi karyawan ia mampu memahami peran yang dilakukan atsannya dan
laun sebagainya. Dari ketiga tahap tersebut terlihat jelas bahwa diri seseorang
terbentik karena adanya interaksi sosial.
Setiap makhluk hidup pasti sangat
membutuhkan proses sosialisasi, baik itu dimulai dari anak usia dini sampai
dewasa bahkan sosialisasi berjalan seumur hidup.apa yang terjadi jika sejak
usia dini anak tidak mengalami sosialisasi ? pasti anak tidak akan menjadi
manusia seutuhnya, karenan kemampuan seseorang untuk berperan sebagai anggota
masyarakat sangat tergantung pada proses sosialisasi.
Sosialisasi dilakukan oleh semua
individu yang bersosial. Ada beberapa pihak yang membantu melaksanakan
sosialisasi yaitu keluarga, kelompok bermain media massa dan sistem pendidikan.
Peran agen utama yaitu orangtua merupakan peran penting bagi anak untuk
bersosialisasi. Orang tua merupaka awal dimana kita melakukan interaksi dengan
dunia pertama kita. Keluarga merupakan pendidik yang pertama dan yang paling
utama dalam hal pertumbuhan dan perkembangan anak begitupun dengan perkembangan
sosialisasi mereka. Maka orang tua hendaknya mengoptimalkan proses sosialisasi
pertama untuk anak. Kelompok bermain juga tidak kalah pentingnya dengan orang
tua. Melalui kelompok bermain anak mulai bisa belajar bersosialisasi secara
umum. Bagaimana ia berinteraksi dengan teman sebayanya, bagaimana ia
menyelesaikan suatu permasalahan dalam berinteraksi dengan temannya dan juga
bagaimana ia bisa memilih teman yang sejalan dengannya. Agen yang ketiga yaitu
media massa. Media masa sangat erat kaitannya dengan teknologi yang makin maju
dan berkembang. Media masa pun sangat penting untuk sosialisasi dengan hal-hal
yang terjadi disekitar kita.Ketika seseorang tidak mengalami
sosialisasi maka yang terjadi adalah orang itu tidak dapat berinteraksi dengan
orang lain. Mereka cenderung bagaimana berprilaku seperti hewan, mereka tidak
dapat berbicara, tidak dapat berpakaian bahkan tidak dapat tertawa atau
menangis. Ketika anak-anak itu diselamatkan dan diberi terapi seperti manusia
umumnya, mereka mungkin bisa menerima sedikit demi sedikit perubahan pada diri
mereka untuk menjadi manusia seutuhnya namun kemampuan mereka tidak akan mampu
menyamai kemampuan anak lain yang sebaya dengannya, karena kemampuan kemampuan
tertentu hanya dapat diajarkan pada periode tertentu dikehidupan anak. Bila
proses sosialisasinya terlambat, maka proses tersebut tidak akan berhasil atau
hanya berhasil untuk sebagian kecil saja. Mereka juga tidak akan menjadi
manusia seutuhnya karena mereka tidak pernah tersosialisasi secara wajar dan
mereka cenderung meninggal dengan usia muda.
Bentuk
dan Pola Sosialisasi
a.Bentuk-bentuk sosialisasi
Sosialisasi merupakan salah satu bentuk
manusia dalam mempertahankan interaksi dengan lingkungannya. Proses ini
berlangsung sepanjang hidup manusia.Bentuk sosialisasi dibedakan menjadi dua
yaitu sosialisasi primer dan sekunder.
Sosialisasi primer adalah sosialisasi
pertama yang dilakukan oleh seluruh individu sejak ia kecil.Sosialisasi primer
tidak ada proses identifikasi dan pada masa inilah dumia pertama anak
terbentuk. Sosialisasi primer berakhir ketika konsep tentang orang lain pada
umumnya telah terbentuk dan tertanam dalam kesadaran individu. Pada titik ini
ia merupakan anggaota efektif masyarakat.
Sosialisasi sekunder, sosialisasi
sekunder adalah proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah
disosialisasi ke dalam sektor baru dari dunia objek masyarakat. Apabila
sosialisasi ini tidak berjalan maka akan menimbulkan dampak yaitu pengetahuan
yang dimiliki akan sangat sederhana.
b. Pola
Sosialisasi
pada dasarnya ada dua pola sosialisasi,
yaitu pola represi (kekerasan/hukuman) dan pola partisipasi. Sosialisasi
menggunakan pola represi menekankan pada penggunaan hukuman atau kekerasan
apabila terdapat dan melakukan kesalahan. Adapun ciri-ciri lain dalam
penggunaan prose represi yaitu penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan,
penekanan terhadap orang tua, penekanan terhadap komunikasi satu arah non
verbal dan berisi perintah, sosialisasi terhadap orang tua dan keinginan
orangtua dan lain-lain.
Sosialisasi secara partisipasi merupakan
pola yang didalamnya anak diberi imbalan ketika ia berlaku baik, hukuman dan
imbalan berupa simbol, anak diberi kebebasan, komunikasi bersifat lisan, anak
menjadi pusat sosialisasi, kebutuhan dianggap sangat penting.
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab sebelumnya,
penulis
dapat mengemukakan kesimpulan sebagai berikut:
- Ketika berbicara tentang manusia, Al-Qur’an menggunakan tiga istilah pokok. Pertama, menggunakan kata yang terdiri atas huruf alif, nun, dan sin, seperti kata insan, ins, naas, dan unaas. Kedua, menggunakan kata basyar. Ketiga, menggunakan kata Bani Adam dan dzurriyat Adam.
- Asal usul manusia dalam pandangan islam tidak terlepas dari figur Adam sebagai manusia pertama. Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah di muka bumi dengan segala karakter kemanusiaannya.
- Manusia sebagai mahluk individu artinya manusia merupakan satu kesatuan antara jasmani dan rohani. Seseorang dikatakan sebagai individu apabila kedua unsur tersebut menyatu dalam dirinya.
- Selain sebagai makhluk individu juga, manusia adalah makhluk sosial. Salah satunya dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain yang satu sama lain saling membutuhkan.
- Untuk menjadi pribadi yang bermakhluk sosial setiap individu dihadapkan dengan sosialisasi, yaitu suatu proses dimana seseorang belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
B.Saran-saran
Dalam makalah ini penulis berkeinginan
memberikan saran kepada pembaca agar ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana kita
mempelajari tentang haakikat manusia dalam islam. Semoga dengan makalah ini
para pembaca dapat menambah cakrawala ilmu pengetahuan
disusun oleh teman saya : Eva zulfatin N (Mahasiswa PGSD Umk).
di kutip dari berbagai sumber.
Dalam blog ini format makalah tidak seperti biasanya karena saya ubah supaya rapi ketika diposting di blog. Maaf banyak kekurangan semoga bermanfaat. Jangan lupa tinggalkan komentar ya.
0 Response to "Makalah Hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial"
Post a Comment