PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam agama Islam diatur berbagai aspek kehidupan yang ada dalam lingkungan manusia , antara lain : fiqih, aqidah, muamalah, akhlaq, dan lain-lain. Seorang muslim bisa dikatakan sempurna apabila mampu menguasai dan menerapkan aspek-aspek tersebut sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist.Dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam pergaulan, kita mampu menilai perilaku seseorang, apakah itu baik atau buruk. Hal tersebut dapat terlihat dari cara bertutur kata dan bertingkah laku. Akhlak, moral, dan etika masing-masing individu berbeda-beda, hal tersebut dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal tiap-tiap individu.Pada masa seperti ini kehidupan yang semakin maju sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan akhlak, moral, dan etika seseorang. Kita amati perkembangan perilaku seseorang pada saat ini sudah jauh dari ajaran Islam, sehingga banyak kejadian masyarakat saat ini yang cenderung mengarah pada perilaku yang negatif dan meninggalkan amalan amalan ke islaman. Oleh karena itu, penulis membuat makalah ini dengan judul Pengertian dan Keterkaitan Etika Moral Akhlak Dalam Pandangan Islam dengan harapan agar akhlak, moral, dan etika yang kurang baik dapat diperbaiki sesuai dengan ajaran Islam.
Rumusan Masalah
Apa pengertian Etika dalam islam?
Apa saja Butir butir etika keislaman?
Bagaimana definisi Moral dan apa nilai nilai yng terkandung dalam moral keislaman?
Bagaimana Pengertian Akhlak?
Apa saja faktor faktor pembentuk akhlak?
Bagaimana aktualisasi akhlak dalam kehidupan dan bagaimana kedudukan akhlak dalam islam ?
Bagaimana Keterkaitan Antara Etika,Moral dan Akhlak?
Tujuan Penulisan
Rumusan Masalah
Apa pengertian Etika dalam islam?
Apa saja Butir butir etika keislaman?
Bagaimana definisi Moral dan apa nilai nilai yng terkandung dalam moral keislaman?
Bagaimana Pengertian Akhlak?
Apa saja faktor faktor pembentuk akhlak?
Bagaimana aktualisasi akhlak dalam kehidupan dan bagaimana kedudukan akhlak dalam islam ?
Bagaimana Keterkaitan Antara Etika,Moral dan Akhlak?
Tujuan Penulisan
Memahami apa saja Butir butir etika keislaman ?
Mengetahui Bagaimana definisi Moral dan apa nilai nilai yng terkandung dalam moral keislaman?
Mengerti Bagaimana Pengertian Akhlak ?
Mengetahui Apa saja faktor faktor pembentuk akhlak ?
Memamahami Bagaimana aktualisasi akhlak dalam kehidupan dan bagaimana kedudukan akhlak dalam islam ?
Mengetahui Bagaimana Keterkaitan Antara Etika,Moral dan Akhlak ?
Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode kepustakaan dan browsing dimana penulis mengambil beberapa sumber (sebagaian besar dari buku dan internet ) dan menyimpulkan apa yang didapatkan dari sumber-sumber tersebut.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
Etika (etimologi), berasal dari bahasa Yunani ”Ethos” yang berarti watak kesusilaan atau adat. Identik dengan perkataan moral yang berasal dari kata lain “Mos” yang dalam bentuk jamaknya “Mores” yang berarti juga adat atau cara hidup (Zubair, 1987:13). Sedangkan Etika menurut para ahli sebagai berikut (Abuddin, 2000: 88-89 ):
Ahmad Amin berpendapat, bahwa etika merupakan ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.
Soegarda Poerbakawatja mengartikan etika sebagai filsafat nilai, kesusilaan tentang baik buruk, serta berusaha mempelajari nilai-nilai dan merupakan juga pengatahuan tentang nilai-nilai itu sendiri.
Ki Hajar Dewantara mengartikan etika merupakan ilmu yang mempelajari soal kebaikan (dan keburukan) di dalam hidup manusia semaunya, teristimewa yang mengenai gerak gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan sampai mengenai tujuannya yang dapat merupakan perbuatan.
B.Etika Menurut Ajaran Islam
Etika dalam islam disebut akhlak. Berasal dari bahasa
Arab al-akhlak yang merupakan bentukjamakdari al-khuluq yang
berartibudipekerti, tabiat atau watak yang tercantum dalam al-qur’an sebagai
konsideran. (Pertimbangan yg menjadi dasar penetapan keputusan,peraturan)
“ Sesungguhnya engkau Muhammad berada di atas budi pekerti yang agung”
Istilah
etika dalam ajaran Islam tidak sama dengan apa yang diartikan oleh para ilmuan
barat. Bila etika barat sifatnya ”antroposentrik”
(berkisar sekitar manusia), maka etika islam bersipat ”teosentrik” (berkisar sekitar Tuhan). Dalam etika Islam suatu
perbuatan selalu dihubungkan dengan amal saleh atau dosa dengan pahala atau
siksa, dengan surga atau neraka (Musnamar, 1986: 88)
Dipandang dari segi ajaran yang mendasari etika Islam
tergolong etika teologis. Menurut Dr. H. Hamzah Ya’qub pengertian :
etika teologis ialah yang menjadi ukuran baik dan buruknya perbuatan manusia, didasarkan atas ajaran Tuhan. Segala perbuatan yang diperintahkan Tuhan itulah yang baik dan segala perbuatan yang dilarang oleh Tuhan itulah perbuatan yang buruk .
Karakter khusus etika Islam sebagian besar bergantung
kepada konsepnya mengenai manusia
dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan
dirinya sendiri, dengan alam dan masyarakat .
2. Butir-butir Etika Islam
Butir-butir etika Islam yang dapat diidentifkasikan, antara lain:
1.Tuhan merupakan sumber hukum dan sumber moral. Kedua hal tersebut disampaikan berupa wahyu melalui para Nabi dan para Rasul, dikodifikasikan ke dalam kitab-kitab suci Allah.
2.Sesuatu perbuatan adalah baik apabila sesuai dengan perintah Allah, serta didasari atas niat baik.
3.Kebaikan adalah keindahan ahklak, sedangkan tanda-tanda dosa adalah perasaan tidak enak, serta merasa tidak senang apabila perbuatanya diketahui orang banyak.
4.Prikemanusiaan hendaknya berlaku bagi siapa saja, dimana saja, kapan saja, bahkan dalam perang .
5.Anak wajib berbakti kepada orang tuanya (Musnamar, 1986: 89-93).
3. Definisi Moral
Tauhid (Nilai Pembebasan)
Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata ‘etika’, maka secara etimologis, kata ’etika’ sama dengan kata ‘moral’ karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan,adat. Dengan kata lain, kalau arti kata ’moral’ sama dengan kata ‘etika’, maka rumusan arti kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan yang membedakan hanya bahasa asalnya saja yaitu ‘etika’ dari bahasa Yunani dan ‘moral’ dari bahasa Latin. Jadi bila kita mengatakan bahwa perbuatan pengedar narkotika itu tidak bermoral, maka kita menganggap perbuatan orang itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Atau bila kita mengatakan bahwa pemerkosa itu bermoral bejat, artinya orang tersebut berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang tidak baik.
‘Moralitas’ (dari kata sifat Latin moralis) mempunyai arti yang pada dasarnya sama dengan ‘moral’, hanya ada nada lebih abstrak. Berbicara tentang “moralitas suatu perbuatan”, artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.
A . Moral
Islam
Lima Nilai Moral Islam dikenal pula sebagai Sepuluh Perintah Tuhan versi Islam. Perintah-perintah ini tercantum dalam Al-Qur'an (surat Al-An'aam 6:150-153) di mana Allah menyebutnya sebagai Jalan yang Lurus (Shirathal Mustaqim ):
Lima Nilai Moral Islam dikenal pula sebagai Sepuluh Perintah Tuhan versi Islam. Perintah-perintah ini tercantum dalam Al-Qur'an (surat Al-An'aam 6:150-153) di mana Allah menyebutnya sebagai Jalan yang Lurus (Shirathal Mustaqim ):
Tauhid (Nilai Pembebasan)
1. Katakanlah: "Bawalah ke mari saksi-saksi kamu yang dapat
mempersaksikan bahwasanya Allah telah mengharamkan yang kamu haramkan ini."
Jika mereka mempersaksikan, maka
janganlah kamu ikut (pula) menjadi saksi bersama mereka; dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan
orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, sedang mereka
mempersekutukan Tuhan mereka. Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang
diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan
sesuatu dengan Dia,
Nikah (Nilai
Keluarga)
2. “berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan”
3.” janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami
akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka; dan”
4. “janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji (homoseks, seks
bebas dan incest), baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan Hayat” (Nilai Kemanusiaan)
5. “janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)
melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang
diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya).”
Adil (Nilai
Keadilan)
6. “Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang
lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa.”
7. “Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak
memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya.”
8. “Dan apabila kamu bersaksi, maka hendaklah kamu berlaku adil kendati pun
dia adalah kerabat (mu), dan “
Amanah (Nilai
Kejujuran)
9. “penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah
kepadamu agar kamu ingat,”
10. “dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini
adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu
mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan
kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu
bertakwa.” (copy @wikipedia)4. Pengertian Akhlak
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistic (kebahasaan), dan pendekatan terminologik (peristilahan).
Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan) tsulasi majid af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang baik) dan al-din (agama).
Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagai mana tersebut diatas tampaknya kurang pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak, tetapi ikhlak. Berkenaan dengan ini, maka timbul pendapat yang mengatakan bahwa secara linguistic, akhlak merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya.
Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini.
“akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”. (ibnu miskawiah)
“akhlak dan etika itu merupakan dua kata yang memiliki wacana yang sama yaitu wacana tentang baik dan buruk, tidak lebih dari itu.” (al gazhali)Sedangkan menurut Musthafa ( 1999: 15) akhlak adalah tabi’at atau sifat seseorang dalam keadaan jiwa yang sudah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa difikirkan terlebih dahulu.
Ciri-Ciri Perbuatan Akhlak:
- Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.
- Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.
- Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
- Dilakukan dengan sungguh-sungguh.
- Dilakukan dengan ikhlas
5. Faktor-faktor pembentuk akhlak
A. Instinct (naluri)
- Nutritive instinct (auri maka sejak lahir)
- Sexual istinct (naluri berjodoh)
- Paternal instinct (naluri keibuan dan kebapakan)
- Combative instinct (naluriberjuang)
- Naluri bertuhan
B. Keturunan
1. Memiliki keturunan pokok beberapa sifat dan pembawaan yang bersamaan. Misal badan, perasaan, akal pikiran dan perasaan.
1. Memiliki keturunan pokok beberapa sifat dan pembawaan yang bersamaan. Misal badan, perasaan, akal pikiran dan perasaan.
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (An nisa )
Maksud dari padanya menurut jumhur
mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis
riwayat Bukhari dan Muslim. di samping itu ada pula yang menafsirkan dari
padanya ialah dari unsur yang serupa Yakni tanah yang dari padanya Adam a.s.
diciptakan.
Menurut kebiasaan orang Arab,
apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka
mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau
meminta kepadamu dengan nama Allah.
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al Hujurat )
3.Menurunkan fisik ‘Azam (kemauan keras).
“Maka
bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari
rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi
mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa)
seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah)
suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.
Perbedaan Akhlakul Karimah
dan Akhlakul Mazmumah :
Akhlak Mahmudah/Karimah
Akhlak
Mahmudah adalah akhlak yang mulia yang sangat banyak jumlahnya seperti mengabdi kepada Allah SWT, Mencintai
Rasulullah, Sabar, Pemaaf, Berbakti kepada orang tua, Suka musyawarah,
dll.
namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan
manusia. Akhlak yang mulia itu dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
Akhlak Terhadap Allah
Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian agung sifat itu, yang jangankan manusia, Malaikatpun tidak akan menjangkau hakekatnya.
Akhlak Terhadap Diri Sendiri
Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi, dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya. Contohnya : tidak merokok, tidak minum-minuman beralkohol.
Akhlak Terhadap Sesama Manusia
Islam menganjurkan berakhlak yang baik kepada saudara, karena ia berjasa dalam ikut serta mendewasakan kita dan merupakan orang yang paling dekat dengan kita. Caranya dapat dilakukan dengan memuliakannya, memberikan bantuan, pertolongan, dan menghargainya.
Akhlak Terhadap Allah
Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian agung sifat itu, yang jangankan manusia, Malaikatpun tidak akan menjangkau hakekatnya.
Akhlak Terhadap Diri Sendiri
Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi, dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya. Contohnya : tidak merokok, tidak minum-minuman beralkohol.
Akhlak Terhadap Sesama Manusia
Islam menganjurkan berakhlak yang baik kepada saudara, karena ia berjasa dalam ikut serta mendewasakan kita dan merupakan orang yang paling dekat dengan kita. Caranya dapat dilakukan dengan memuliakannya, memberikan bantuan, pertolongan, dan menghargainya.
Akhlakul
Madzmumah
Akhlakul Madzmumah (akhlak yang tercela) adalah sebagai lawan atau kebaikan dari akhlak yang baik sebagaimana tersebut di atas misal : Ujub, Riya’, Dengki, Iri, Dendam, Hasud. Dalam ajaran Islam tetap membicarakan secara terperinci dengan tujuan agar dapat dipahami dengan benar dan dapat diketahui cara-cara menjauhinya.
Akhlakul Madzmumah (akhlak yang tercela) adalah sebagai lawan atau kebaikan dari akhlak yang baik sebagaimana tersebut di atas misal : Ujub, Riya’, Dengki, Iri, Dendam, Hasud. Dalam ajaran Islam tetap membicarakan secara terperinci dengan tujuan agar dapat dipahami dengan benar dan dapat diketahui cara-cara menjauhinya.
6. Aktualisasi akhlak dalam kehidupan
masyarakat
Akhlak tehadap Allah
Akhlak tehadap Allah
Berucap dan bertingkah laku terpuji
terhadap Allah SWT, baik melalui ibadah langsung maupun melalui perilaku tertentu
yang mencerminkan hubungan atau komunikasi dengan Allah diluar ibadah itu.
Akhlak terhadap diri sendiri
Setia (Al-Amanah), Benar
(As-Shidqu), Adil (Al-Adlu), Memelihara kesucian diri(Al-Ifafah),Malu(Al-Hayah),Keberanian(As-Sajaah),Kekuatan(Al-Quwwah),Kesabaran(As-Shabru),
Kasih sayang(Ar-Rahman), Hemat(Al-Iqtishad).
Akhlak terhadap keluarga
Prinsip-prinsip dalam melaksanakan
akhlak mahmudah terhadap orang tua adalah: patuh, ihsan, berterima kasih, dll.
Akhlak terhadap lingkungan
Seotang muslim dituntut untuk
menebarkan rahmad bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin) yaitu memandang alam
dan lingkungannya denan penuh kasih sayang.
- Kedudukan Akhlak Dalam Islam
Akhlak
mempunyai kedudukan yang paling penting dalam agama Islam. Antaranya:
- Akhlak dihubungkan dengan
tujuan risalah Islam atau antara perutusan utama Rasulullah saw. Sabda
Rasulullah saw yang bermaksud: “Sesungguhnya
aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” Pernyataan Rasulullah itu menunjukkan pentingnya
kedudukan akhlak dalam Islam.
- Akhlak menentukan kedudukan
seseorang di akhirat nanti yang mana akhlak yang baik dapat memberatkan
timbangan amalan yang baik. Begitulah juga sebaliknya. Sabda Rasulullah
saw yang bermaksud:
“Tiada sesuatu yang lebih berat dalam daun timbangan melainkan akhlak yang
baik.”
- Akhlak dapat menyempurnakan
keimanan seseorang mukmin. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud: “Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya
adalah yang paling baik akhlaknya.”
- Akhlak yang baik dapat
menghapuskan dosa manakala akhlak yang buruk boleh merosakkan pahala.
Sabda Rasulullah saw yang bermaksud:
“Akhlak yang baik mencairkan dosa seperti air mencairkan ais (salji) dan
akhlak merosakkan amalan seperti cuka merosakkan madu.”
- Akhlak merupakan sifat
Rasulullah saw di mana Allah swt telah memuji Rasulullah kerana akhlaknya
yang baik seperti yang terdapat dalam al-Quran, firman Allah swt yang
bermaksud:
“Sesungguhnya engkau seorang yang memiliki peribadi yang agung mulia).” Pujian allah swt terhadap RasulNya dengan akhlak yang
mulia menunjukkan betapa besar dan pentingnya kedudukan akhlak dalam
Islam. Banak lagi ayat-ayat dan hadith-hadith Rasulullah saw yang
menunjukkan ketinggian kedudukan akhlak dan menggalakkan kita supaya
berusaha menghiasi jiwa kita dengan akhlak yang mulia.
- Akhlak tidak dapat dipisahkan
dari Islam, sebagaimana dalam sebuah hadith diterangkan bahawa seorang
lelaki bertanya kepada Rasulullah saw: “Wahai
Rasulullah, apakah itu agama?”
Rasulullah menjawab: “Akhlak
yang baik.”
- Akhlak yang baik dapat menghindarkan
seseorang itu daripada neraka sebaliknya akhlak yang buruk menyebabkan
seseorang itu jauh dari syurga. Sebuah hadisth menerangkan bahawa, “Si fulan pada siang harinya berpuasa dan pada
malamnya bersembahyang sedangkan akhlaknya buruk, menganggu jiran
tetangganya dengan perkataannya. Baginda bersabda : tidak ada kebaikan
dalam ibadahnya, dia adalah ahli neraka.”
- Salah satu rukun agama Islam ialah Ihsan, iaitu merupakan asas akhlak seseorang muslim. Ihsan iaitu beribadat kepada allah seolah-olah kita melihatNya kerana walauun kita tidak melihatNya, maka sesungguhnya Dia melihat kita.
Hermawan,agus.2012.Pengantar Pendidikan di Perguruan Tinggi.(Kudus:An-Nur)
7. Keterkaitan
Etika, Moral, dan Akhlak
Moral, etika dan akhlak memiliki
substansi yang sangat dekat bahkan bisa dikatakan sama. Sebab tujuan ketiganya adalah
mencari nilai-nilai positif dalam bertingkah laku untuk menjadi makhluk yang
bermoral etis sebagai ciptaan, baik di mata Tuhan maupun makhluknya. Namun
disini peneliti lebih memilih moral sebagai bahasan sebab penggunaan moral
seperti tersebut di atas lebih cenderung digunakankepada sosial.
Apabila etika dan moral dihubungkan maka dapat dikatakan bahwa antara etika dan moral memiliki obyek yang sama yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia untuk selanjutnya di tentukan posisinya baik atau buruk. Tolak ukur yang di gunakan dalam moral untuk mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan, dan lainnya yang berlaku dimasyarakat.
Apabila etika dan moral dihubungkan maka dapat dikatakan bahwa antara etika dan moral memiliki obyek yang sama yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia untuk selanjutnya di tentukan posisinya baik atau buruk. Tolak ukur yang di gunakan dalam moral untuk mengukur tingkah laku manusia adalah adat istiadat, kebiasaan, dan lainnya yang berlaku dimasyarakat.
Menurut Ibnu Arabi hati manusia itu
bisa baik dan buruk, karena di dalam diri manusia terdapat 3 nafsu :
1.Syahwaniyah
1.Syahwaniyah
Nafsu ini ada pada diri manusia dan
binatang yaitu nafsu pada kelezatan (makanan,minuman) dan syahwat jasmani.
Apabila manusia tidak mengendalikan nafsu ini maka manusia tidak ada bedanya
dengan binatang.
2.Al-Ghadabiyah
2.Al-Ghadabiyah
Nafsu ini juga ada pada diri manusia
dan binatang , cenderung pada marah, merusak, ambisi dan senang menguasai dan
mengalahkan orang lain serta lebih kuat di banding dengan syahwaniyah dan
berbahaya jika tidak dikendalikan
3.Al-Nathiqah
3.Al-Nathiqah
Nafsu yang membedakan manusia dengan
binatang. Nafsu ini mampu membuat berzikir, mengambil hikmah, memahami fenomena
alam dan manusia menjadi agung, besar cita-citanya, kagum terhadap dirinya hingga
bersyukur kepada Allah. Yang menjadikan manusia dapat mengendalikan 2 nafsu di
atas dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk
Manfaat etika, moral dan akhlak dalam kehidupan
Manfaat etika, moral dan akhlak dalam kehidupan
- Menjadikan insan yang lebih
taqwa kepada Allah.
- Dapat membedakan mana yang baik
dan mana yang buruk.
- Memperbaiki tingkah laku
manusia untuk menjadi pribadi yang baik.
- Mengetahui dampak positif
hidup rukun dalam kehidupan.
- Memahami pentingnya arti
persatuan di dalam kehudipan.
- Menumbuhkan kesadaran pribadi
untuk membentuk nuansa kebersamaan dalam kehidupan sosial.
- Dapat berperilaku mahmudah yaitu berakhlak terpuji dan mampu mennghindari akhlak madzmumah.
Wahyudin,Achmad,dkk.
Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi.(Grasindo)h 53
KESIMPULAN
Dalam blog ini format makalah tidak seperti biasanya karena saya ubah supaya rapi ketika diposting di blog. sumber yang di acu juga tdk semua sy masukan. Maaf banyak kekurangan semoga bermanfaat. Jangan lupa tinggalkan komentar ya.
Terima kasih ...
ReplyDeleteKeterkaitan etika dengan bisnis???
ReplyDeleteGa ada yg bahas kah??
Cari buku nya ga nemu.
Tolong bantuannya
Tulisannya bagus dan utuh... terus optimalkan ya... berikut blog paling lengkap dan inspiratif yang menerangkan akhlak mulia... http://goldenmanners.blogspot.co.id/
ReplyDeleteartikel yang bagus... mantap..
ReplyDelete